Geguritan Banyu Dening Miftahul Dina adalah sebuah geguritan yang mengisahkan tentang air sebagai sumber kehidupan. Geguritan ini terdiri dari 4 pupuh dengan jumlah baris sebanyak 32 baris. Berikut adalah analisis struktur geguritan Banyu Dening Miftahul Dina secara lengkap:
1. Struktur Fisik Geguritan Banyu Dening Miftahul Dina
Struktur fisik geguritan terdiri dari diksi, pengimajinasian, kata kongkret, majas, versifikasi, dan tipografi. Diksi adalah pemilihan kata oleh pengarang dalam penulisan geguritan. Pengimajinasian adalah kemampuan pengarang dalam menggambarkan objek atau peristiwa dalam geguritan. Kata kongkret adalah kata yang menggambarkan objek atau peristiwa secara langsung. Majas adalah gaya bahasa yang digunakan pengarang untuk memperindah geguritan. Versifikasi adalah susunan baris dan bait dalam geguritan. Tipografi adalah tata letak dan bentuk huruf pada geguritan.
2. Struktur Batin Geguritan Banyu Dening Miftahul Dina
Struktur batin terdiri dari tema, nada, perasaan, dan amanat. Tema adalah pokok pikiran atau dasar cerita yang diungkapkan pengarang. Nada adalah sikap seorang pengarang terhadap geguritannya. Perasaan adalah emosi yang ingin disampaikan pengarang melalui geguritannya. Amanat adalah pesan moral atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui geguritannya.
Contoh struktur fisik dan batin pada pupuh pertama:
Pupuh Pertama
Diksi: banyu (air), srengenge (mengalir), wewidangan (tempat), kawula (aku), karsa (ingin), nguri-uri (mengamati), wujud (bentuk), rupa (wujud), kembang (bunga), rasa (rasa).
Pengimajinasian: air mengalir di tempat yang luas dan aku ingin mengamati bentuk dan wujudnya.
Kata Kongkret: air, tempat.
Majas: tidak ada.
Versifikasi: 4 baris dengan jumlah kata 8-8-8-8.
Tipografi: tidak ada.
Tema: Air sebagai sumber kehidupan.
Nada: Bersyukur atas keberadaan air sebagai sumber kehidupan.
Perasaan: Syukur.
Amanat: Kita harus bersyukur atas keberadaan air sebagai sumber kehidupan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami analisis struktur Geguritan Banyu Dening Miftahul Dina secara lengkap.